,.

Monday, March 4, 2013

PENELITIAN EKSPERIMEN


A.    Pendahuluan

Pada bab sebelum nya telah dibahas mengenai jenis-jenis penelitian berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Seorang peneliti akan memilih salah satu pendekatan dalam penelitian yang dianggap paling cocok, yaitu yang sesuai dengan masalah yang akan dipecahkan (pertimbangan efektivitas). Pertimbangan lainnya adalah masalah efisiensi, yaitu dengan mempertimbangkan keterbatasan dana, tenaga, waktu dan kemampuan.

Dalam hal ini pendekatan (metode) penelitian yang paling baik apabila pendekatan tersebut paling efisien, valid dan reliabel. Contohnya suatu perusahaan mi instant meluncurkan produk barunya, apakah akan menggunakan pendekatan survei atau eksperimen. Bila dikehendaki data yang paling teliti maka akan menggunakan pendekatan eksperimen. Pada bagian makalah ini selanjutnya akan dibahas mengenai penelitian eksperimen. 

B.    Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian yang menjawab pertanyaan “jika kita melakukan  sesuatu pada kondisi yang dikontrol secara ketat maka apakah yang akan terjadi?”. Untuk mengetahui apakah ada perubahan atau tidak pada suatu keadaan yang di kontrol secara ketat maka kita memerlukan perlakuan (treatment) pada kondisi tersebut dan hal inilah yang dilakukan pada penelitian eksperimen.  Sehingga penelitian eksperimen dapat dikatakan suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variable tertentu terhadap variable yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat (Sugiono, 2008: 7).

Selain itu, Sugiyono mendefinisikan bahwa penelitian eksperimen pada prinsipnya sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat (causal-effect relationship). Contoh hubungan sebab akibat di bidang pendidikan, seorang mahasiswa yang mempunyai nilai matematika tinggi cenderung berhasil dalam menyelesaikan mata kuliah merencana mesin (Sukardi, 2011: 179).

Senada dengan pengertian di atas, Fraenkel, dkk (2012: 265) menyatakan bahwa penelitian eksperimen adalah unik di dalam dua hal yang sangat penting. Penelitian ini merupakan satu-satunya jenis penelitian yang secara langsung mencoba untuk mempengaruhi suatu variabel tertentu. Penelitian ini juga merupakan jenis penelitian yang terbaik dalam pengujian hipotesis hubungan sebab akibat atau kausalitas.

Menurut Solso & MacLin (2002), penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang di dalamnya ditemukan minimal satu variabel yang dimanipulasi untuk mempelajari hubungan sebab-akibat. Oleh karena itu, penelitian eksperimen erat kaitannya dalam menguji suatu hipotesis dalam rangka mencari pengaruh, hubungan, maupun perbedaan perubahan terhadap kelompok yang dikenakan perlakuan.

Berdasarkan definisi dari beberapa ahli tersebut, dapat dipahami bahwa penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian suatu treatment atau perlakuan terhadap subjek penelitian. Jadi penelitian eksperimen dalam pendidikan adalah kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai pengaruh suatu perlakuan/tindakan/treatment pendidikan terhadap tingkah laku siswa atau menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh tindakan itu jika dibandingkan dengan tindakan lain.

Penelitian eksperimen dalam bidang pendidikan dibedakan menjadi dua kategori yaitu eksperimen lab (lab experiments), dan eksperimen lapangan (fields experiments). Eksperimen lab (lab experiments) merupakan desain eksperimen yang diatur dalam suatu lingkungan tiruan/buatan dimana kontrol dan manipulasi diberikan untuk membuktikan hubungan sebab akibat di antara variabel yang diminati peneliti. Sementara eksperimen lapangan (fields experiments) merupakan eksperimen yang dilakukan untuk mendeteksi hubungan sebab akibat dalam lingkungan alami dimana peristiwa terjadi secara normal (Sekaran, 2009: 189)

Sehubungan dengan subjek dalam pendidikan adalah siswa, penelitian yang paling banyak dilakukan adalah di luar laboratorium. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa keunggulan yang dimiliki oleh penelitian di luar laboratorium, diantaranya:
a.    variabel eksperimen dapat lebih kuat;
b.    lebih mudah dalam memberikan perlakuan;
c.    dapat melakukan setting yang mendekati keadaan sebenarnya; dan
d.    hasil eksperimen lebih aktual.

Walaupun demikian, eksperimen di laboratorium juga memililki keunggulan yang utama adalah bahwa penelitian eksperimen di laboratorium lebih cocok untuk problem yang berkaitan dengan misi pengembangan ilmu pengetahuan, termasuk ilmu pendidikan.

1.    Karakteristik Penelitian Eksperimen
Menurut Ary dalam Sukardi (2011: 181) ada tiga karakteristik penting dalam penelitian eksperimen, antara lain:
a.    Variabel bebas yang dimanipulasi.
Memanipulasi variabel adalah tindakan yang dilakukan oleh peneliti atas dasar pertimbangan ilmiah. Perlakuan tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka untuk memperoleh perbedaan efek dalam variabel yang terkait.
b.    Variabel lain yang berpengaruh dikontrol agar tetap konstan.
Menurut Gay (1982), control is an effort on the part of researcher to remove the influence of any variable other than the independent variable that ought affect performance on a dependent variable.
Dengan kata lain, mengontrol merupakan usaha peneliti untuk memindahkan pengaruh variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi variabel terkait. Dalam pelaksanaan eksperimen, group eksperimen dan group kontrol sebaiknya diatur secara intensif agar karakteristik keduanya mendekati sama.
c.    Observasi langsung oleh peneliti.
Tujuan dari kegiatan observasi dalam penelitian eksperimen adalah untuk melihat dan mencatat segala fenomena yang muncul yang menyebabkan adanya perbedaan diantara dua grup

2.    Syarat-syarat Penelitian Eksperimen
Sebuah penelitian dapat berjalan baik dan memberikan hasil yang akurat jika dilaksanakan dengan mengikuti kaidah tertentu. Seperti halnya dengan penelitian eksperimen, akan memberikan hasil yang valid jika dilaksanakan dengan mengikuti syarat-syarat yang ada. Wilhelm Wundt dalam Alsa (2004) mengemukakan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian eksperimental sebagai berikut.
a. Peneliti harus dapat menentukan secara sengaja kapan dan di mana ia akan melakukan penelitian;
b. Penelitian terhadap hal yang sama harus dapat diulang dalam kondisi yang sama;
c. Peneliti harus dapat memanipulasi (mengubah, mengontrol) variabel yang diteliti sesuai dengan yang dikehendakinya;
d. Diperlukan kelompok pembanding (control group) selain kelompok yang diberi perlakukan (experimental group) dan ini berlaku untuk jenis-jenis penelitian eksperimen tertentu.

3.    Proses Penelitian Eksperimen
Langkah-langkah dalam penelitian eksperimen pada dasarnya hampir sama dengan penelitian lainnya. Menurut Gay dalam Sukardi (2003: 183) langkah-langkah dalam penelitian eksperimen yang perlu ditekankan adalah sebagai berikut.
a.    Adanya permasalahan yang signifikan untuk diteliti.
b.    Pemilihan subjek yang cukup untuk dibagi dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
c.    Pembuatan atau pengembangan instrumen.
d.    Pemilihan desain penelitian.
e.    Eksekusi prosedur.
f.    Melakukan analisis data.
g.    Memformulasikan simpulan.

4.    Bentuk-bentuk Desain Penelitian Eksperimen
Menurut Sugiyono (2008: 81) terdapat beberapa bentuk desain eksperimen, yaitu: (1) pre-experimental (nondesign), yang meliputi one-shot case studi, one group pretestposttest, intec-group comparison; (2) true-experimental, meliputi posttest only control design, pretest-control group design; (3) factorial experimental; dan (4) quasi experimental, meliputi time series design dan nonequivalent control group design.
Penjelasan mengenai bentuk-bentuk desain tersebut adalah sebagai berikut.

(a) Pre-Experimental Design (Non designs)
Disebut pre-experiments karena desain ini belum merupakan desain sungguh-sungguh. Masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu akan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dikarenakan tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random. Dalam pre-experimental design terdapat 3 alternatif desain sebagai berikut (Sugiyono. 2008:82)
(1) One-shot case studyJenis one-shot case study dimaksudkan untuk menunjukkan kekuatan pengukuran dan nilai ilmiah suatu desain penelitian. 
Adapun bagan dari one-shot case study adalah sebagai berikut.
X
0
Perlakuan terhadap variabel independen
(Treatment of independent variable)
Pengamatan atau pengukuran terhadap
variabel dependen (Observation or
measurement of dependent variable)



Dengan X: kelompok yang akan diberi stimulus dalam eksperimen dan O: kejadian pengukuran atau pengamatan.
Bagan tersebut dapat dibaca sebagai berikut: terdapat suatu kelompok yang diberi perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya.
Contoh: Pengaruh penggunaan LKS dalam pembelajaran matematika terhadap hasil belajar siswa.
(2) The one group pretest-posttest design
Perbedaan dengan desain pertama adalah, untuk the one group pretest-posttest design, terdapat pretest sebelum diberi perlakuan, hasil perlakuan dapat diketahui dengan lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
Bentuk bagan desain tersebut adalah sebagai berikut.
O1
X
O2
Pretest
(Merupakan bahan yang akan dipelajari )
Treatment
Posttest
(Merupakan bahan yang sudah dipelajari)

Selanjutnya dapat didownload pada link berikut.
download Makalah

Related Post:

Widget by [ Iptek-4u ]

0 komentar:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Iptek-4u - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons