,.

Tuesday, February 26, 2013

Teknik Tes


TES
 
A. Latar Belakang
Sejak jaman dahulu, pada dasarnya merupakan suatu kenyataan bahwa manusia berbeda antara individu yang satu dengan individu lainnya. Di dunia ini tidak ada manusia yang memiliki kesamaan baik dari segi segi fisik, sifat/karakter maupun psikisnya. Hal itu merupakan salah satu bukti kebesaran Tuhan Sang Pencipta agar kita sebagai makhluk nya selalu memuliakan dan berbakti kepadanya.

Sehubungan dengan adanya perbedaan-perbedaan antara individu di dunia ini, maka perlu diciptakan alat untuk mendiagnosis atau mengukur keadaan individu, dan alat pengukur itulah yang lazim disebut tes. Dengan alat pengukur berupa tes tersebut maka orang akan berhasil mengetahui adanya perbedaan antar individu. Karena adanya aspek psikis yang berbeda-beda yang dapat membedakan individu yang satu dengan individu yang lain, maka kemudian timbul pula bermacam-macam tes (Sudijono, 2005: 65).

Di dalam makalah ini akan dibahas sedikit mengenai tes setelah pada pertemuan sebelum nya membahasa mengenai pengukuran, penilaian dan evaluasi. Tes disini berkaitan dengan sub materi evaluasi di mana tes merupakan bagian dari teknik evaluasi. Saya akan menyajikan akan disajikan beberapa hal tentang teknik dan alat penilaian yang dapat digunakan dalam penilaian terhadap anak didik, baik itu tentang kemampuan belajar, sikap, keterampilan, sifat, bakat, minat dan kepribadian.
 
B. Pengertian Tes
Secara harfiah kata “test” berasal dari kata bahasa prancis kuno: testum yang berarti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia (menggunakan alat berupa piring itu akan dapat diperoleh jenis-jenis logam yang nilai  nya sangat tinggi), dalam bahasa Inggris ditulis dengan “test” yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yang berarti tes, ujian atau percobaan.
Istilah yang memerlukan penjelasan-penjelasan berkaitan dengan uraian di atas adalah test, testing, tester dan testee.
1. Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian
2. Testing berarti saat dilaksanakannya pengukuran dan penilaian atau saat pengambilan tes
3. Tester artinya orang yang melaksanakan tes atau orang yang diserahi untuk melaksanakan pengambilan tes terhadap para responden
4. Testee adalah pihak yang sedang dikenai tes.
(Sudijono, 2005: 66).
 
Dari segi istilah, menurut Anne Anastasi dalam karya tulisnya  yang berjudul Psychological Testing, test adalah alat pengukur yang mempunyai standar obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat digunakan dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu. Menurut  Lee J. Cronbach dalam bukunya berjudul Essential of Psychological Testing, tes merupakan suatu perosedur yang sistematis untuk membandingkan tingkah laku dua orang atau lebih.  Sedangkan menurut F.L. Geodenough, tes adalah suatu rangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu dengan maksud untuk membandingkan antara satu dengan yang lain (Sudijono, 2005: 66).
 
Dari pengertian diatas, dapat dipahami bahwa tes adalah cara yang dapat digunakan atau prosedur yang dapat ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian yang dapat berbetuk pemberian tugas, atau serangkaian tugas sehingga dapat dihasilkan nilai yang dapat melambangkan prestasi (Sudijono, 2005: 67).
 
Menurut Webster’s Collegiate (dalam Daryanto, 2007: 35) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Menurut Norman dalam Djaali dan Muljono (2008: 7), tes merupakan salah satu prosedur evaluasi yang komprehensif, sistematik, dan objektif yang hasilnya dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dalam proses pengajaran yang dilakukan oleh guru.
 
Menurut Arikunto (2010: 53), tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Sedangkan di dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) Daring, tes berarti ujian tertulis, lisan, atau wawancara untuk mengetahui pengetahuan, kemampuan, bakat, dan kepribadian seseorang.
 
1.    Fungsi tes
Fungsi-fungsi tes dari beberapa sumber mengatakan sebagai berikut.
a. Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hal ini test berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
b. Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, karena melalui test tersebut dapat diketahui seberapa jauh tujuan pembelajaran telah dicapai (Sudijono, 2005: 67).
c. Sebagai motivator dalam pembelajaran.
Tes dianggap sebagai motivator ekstrinsik, yaitu siswa akan belajar lebih giat dan berusaha lebih keras untuk memperoleh nilai dan prestasi yang baik.
d. Sebagai upaya dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran.
(Djaali dan Muljono, 2008)
 
2.    Penggolongan Tes.
Sebagai alat ukur, tes dapat dibedakan berdasarkan beberapa jenis/golongan dari segi mana/dengan alasan apa penggolongan tes itu dilakukan. Menurut Sudijono (2005: 68-75), ada beberapa penggolongan tes diantaranya.
1. Penggolongan tes berdasarkan fungsinya sebagai alat ukur perkembangan/kemajuan peserta didik, maka dapat dibedakan menjadi 6 macam sebagai berikut.
a. Tes Seleksi, sering dikenal dengan istilah saringan atau ujian masuk.
Tes seleksi digunakan untuk memilih atau menyeleksi siswa yang terbaik dari semua peserta tes, materinya berupa materi prasyarat untuk mengikuti program pendidikan yang akan diikuti oleh calon siswa. Tes seleksi dapat dilakukan secara lisan, secara tertulis, dengan tes perbuatan, dan dapat juga ketiganya dikombinasikan secara serempak.
b. Tes Awal, sering dikenal dengan istilah Pre-test.
Tes awal adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada calon peserta didik dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh siswa.
c. Tes Akhir, sering dikenal dengan istilah post-test.
Tes akhir dilaksanakan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya. Pada dasarnya materi pre-test sama dengan materi post-test.
d. Tes Diagnostik adalah tes yang dilaksanakan untuk menentukan secara tepat, jenis kesukaran yang dihadapi oleh peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu.
e.  Tes Formatif
Merupakan tes hasil belajar yang bertujuan unuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah terbentuk setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Formatif berasal dari kata form yang berarti bentuk. Tes formatif bisa dilaksanakan di tengah-tengah perjalanan program pembelajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan pelajaran atau subpokok bahasan berakhir atau dapat diselesaikan dan dikenal dengan istilah ulangan harian.
f.  Tes Sumatif
Merupakan tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program pengajaran telah diberikan. Tes sumatif dilaksanakan dengan tujuan utama untuk menentukan nilai yang menjadi lambang keberhasilan siswa setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Di sekolah, tes ini dikenal dengan istilah ulangan umum semester, ujian akhir nasional
 
2. Penggolongan tes berdasarkan aspek psikis diantaranya :
a. Tes intelegensi (intellegency test)
Merupakan tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkapkan atau memprediksi kecerdasan seseorang.
b. Tes kemampuan (aptitude test)
Merupakan tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap kemampuan dasar atau bakat khusus yang dimiliki oleh testee.
c. Tes sikap (attitude test)
Merupakan tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap predisposisi atau kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu respon tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa individu-individu maupun objek-objek tertentu.
d. Tes kepribadian (personality test)
Merupakan tes yang dilaksanakan dengan tujuan mengungkapkan dengan ciri-ciri khas dari seseorang yang banyak sedikitnya bersifat lahiriyah, seperti gaya bicara, cara berpakaian, nada suara, hobi, bentuk tubuh, cara bergaul, cara mengatasi masalah, kesenangan, dan lain sebagainya.
e. Tes hasil belajar (achievement test)
Merupakan tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap tingkat pencapaian terhadap tujuan pembelajaran atau prestasi belajar.

Selanjutnya dapat didownload pada link berikut.
download Makalah Tes

Monday, February 25, 2013

JENIS-JENIS PENELITIAN

JENIS-JENIS PENELITIAN



1. Jenis-jenis Penelitian.
Berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, penelitian dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis antara lain berdasarkan (a) tujuan, (b) pemakaian atau hasil/alasan yang diperoleh, (c) bidang ilmu yang diteliti, (d) tempat, (e) teknik yang digunakan, (f) taraf penelitian, (g) keilmiahan, dan (h) spesialisasi bidang (ilmu) garapan, (i) pendekatan.

1.1     Jenis Penelitian Berdasarkan Tujuan
Berdasarkan tujuannya, penelitian dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
a. Penelitian Eksploratif = penelitian yang menggali secara luas tentang sebab-sebab atau hal-hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu. Ciri-ciri penelitian eksploratif adalah
  • Menjawab hipotesis
  • Mencari korelasi
  • Menemukan sesuatu yang baru dimana belum pernah diketahui sebelumnya.
Contoh penelitian eksploratif adalah adalah penelitian yang menghasilkan suatu metode baru pembelajaran matematika yang menyenangkan siswa.

b. Penelitian Pengembangan/Developmental = penelitian yang mengadakan percobaan dan penyempurnaan. Ciri-ciri penelitian pengembangan adalah
  • Mengembangkan atau memperdalam pengetahuan yang telah ada.
  • Menerapkan teknologi
  • Membuat prototype
Contoh penelitian pengembangan adalah pnelitian tentang implementasi metode inquiry dalam pembelajaran matematika yang sebelumnya telah digunakan dalam pembelajaran matematika lalu dikembangkan kembali.

c.    Penelitian Verifikasi = penelitian yang berfungsi untuk mengecek atau menguji kebenaran hasil penelitian lain.  Ciri-ciri penelitian verifikasi adalah
  • Melakukan pengujian
  • Studi perbandingan
Contoh penelitian verifikasi misalnya suatu penelitian dilakukan untuk membuktian adanya pengaruh kecerdasan emosional terhadap pembelajaran matematika (Arikunto, 2002: 6-7) dan  (Ditjen PMPTK, 2008: 8-9)

1.2    Jenis penelitian berdasarkan hasil/alasan yang diperoleh/fungsinya
Berdasarkan hasil yang diperoleh, penelitian dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu penelitian dasar dan penelitian terapan. Selain itu, menurut Sugiyono pelajaran berdasarkan tujuannya dibedakan  sebagai berikut.

a.    Penelitian Dasar / Basic Research
Penelitian dasar atau penelitian murni adalah pencarian terhadap sesuatu karena ada perhatian atau keingintahuan terhadap hasil suatu aktivitas, mempunyai alasan intelektual dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan. Penelitian dasar dikerjakan tanpa memikirkan ujung praktis atau titik terapan.

Hasil dari penelitian dasar adalah pengetahuan umum dan pengertian-pengertian tentang atau serta hubungan-hubungan. Pengetahuan umum ini untuk memecahkan masalah-masalah praktis, jadi tidak  memberikan jawaban yang menyeluruh untuk tiap masalah tersebut. Sebagai contohnya adalah penelitian di bidang kedokteran  untuk menemukan spesies baru, maka peneliti menggunakan bioteknologi untuk melakukan cloning dari binatang maupun tumbuhan.

b.    Penelitian Terapan / Applied Research
Penelitian terapan adalah penelitian yang mempunyai alasan praktis, keinginan untuk mengetahui; bertujuan agar dapat melakukan sesuatu yang lebih baik, efektif, efisien. Penelitian terapan juga sebagai penyelidikan yang hati-hati, sistematik dan terus menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan untuk digunakan dengan segera pada keperluan tertentu. Hasil penelitian tidak perlu sebagai suatu penemuan yang baru, tetapi merupakan aplikasi baru dari penelitian yang telah ada.

Penelitian terapan memilih masalah yang ada hubungannya dengan keinginan masyarakat serta untuk memperbaiki praktik-praktik yang ada. Penelitian terapan diharapkan hasilnya diperoleh dalam waktu dekat/secepatnya, karena bila penelitiannya cukup lama maka diragukan hasilnya sudah kedaluarsa. Contoh penelitian terapan diantaranya termasuk survey konsumen  yang dilakukan oleh sebuah took dan supermarket, penelitian tindakan tentang alat-alat teknologi pertanian dan alat produksi
 
Selanjutnya dapat didownload pada link berikut.
download Makalah

Tuesday, February 19, 2013

HAKIKAT Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi


HAKIKAT EVALUASI

A.    PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita mendengar dan menggunakan istilah “pengukuran”, “penilaian”, dan “evaluasi”. Tetapi secara pasti kita belum mengetahui secara benar megenai pengertian dari istilah-istilah tersebut dan kadang kita mengalami kebingungan dalam memahami dan menggunakan ketiga istilah tersebut. Hal ini bisa diterima karena diantara ketiga hal tersebut saling mempunyai keterkaitan satu dengan yang lainnya. Selain itu, ketiga hal tersebut dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan dalam pelaksanaannya harus dilaksanakan secara berurutan.

Pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi dunia pendidikan dan dapat berguna bagi para siswa-siswi, pendidik, akademisi, dan para pembuat kebijakan baik lokal, nasional, maupun internasional. Siswa-siswi dan pendidik menggunakan hasil tersebut untuk memandu kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Bagi akademisi menggunakannya untuk membantu dalam mengadakan seleksi para staff atau siswa-siswi baru. Sedangkan bagi para pembuat kebijakan, menggunakan hasil tersebut untuk mengevaluasi efisiensi sistem pendidikan mereka (Osman, 2003 : 26)
B.    Pengertian Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi
I.    Pengukuran
pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar ukuran tertentu (Sudijono 2011:4). Pengukuran tidak menggunakan pertimbangan mengenai baik buruknya atau nilai, tetapi hanya menghasilkan data kuantitatif dari sesuatu yang diukur. Dalam dunia pendidikan, yang dimaksud pengukuran sebagaimana disampaikan Cangelosi dalam Djaali (2008:3) adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris. Proses pengumpulan ini dilakukan untuk menaksir yang telah diperoleh siswa setelah mengikuti pelajaran selama kurun waktu tertentu.
Proses ini dapat dilakukan dengan mengamati kinerja, mendengarkan yang dikatakan siswa serta mengumpulkan informasi yang sesuai dengan tujuan melalui sesuatu yang telah dilakukan siswa.
Beberapa objek pengukuran dalam bidang pendidikan antara lain:
a. Prestasi atau hasil belajar siswa
Prestasi atau hasil belajar siswa diukur menggunakan tes.
b. Sikap
Sikap diukur dengan instrument skala sikap seperti yang dikembangkan oleh Likert, semantik diferensial, skala Thurstone.
c. Motivasi
Motivasi diukur dengan instrument berbentuk skala yang dikembangkan dari teori-teori motivasi.
d. Intelegensi
Intelegensi diukur dengan menggunakan tes intelegensi seperti tes Stanford Binet, tes Binet Simon, tes Wechsler, dan tes intelegensi multiple.
e. Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan dari teori emosional.
f. Minat
Minat diukur dengan menggunakan instrumen minat.
g. Kepribadian
Kepribadian diukur menggunakan tes kepribadian seperti Q-sort dan lain-lain.
Djaali (2008 : 4).
II.     Penilaian
Pengertian-pengertian penilaian menurut beberapa para ahli
1.    Menurut PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab I pasal 1 ayat 17 dikemukakan bahwa penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur hasil pencapaian peserta didik. Dalam sistem evaluasi hasil belajar, penilaian merupakan langkah lanjutan setelah dilakukan pengukuran.
2.    Menurut Mardapi (1999:8) penilaian adalah kegiatan menafsirkan atau  mendeskripsikan hasil pengukuran. Penilaian dilakukan setelah siswa menjawab soal-soal yang terdapat pada tes. Hasil jawaban siswa tersebut ditafsirkan dalam bentuk nilai.
3.    Grondlund dalam Suwito (2011) mengungkapkan bahwa penilaian merupakan deskripsi kualitatif dari tingkah laku siswa baik yang didasarkan pada hasil pengukuran (tes) maupun bukan hasil pengukuran (nontes: catatan anekdot, observasi, wawancara dan lain-lain). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penilaian merupakan istilah yang tepat untuk menilai sebuah proses hasil pengukuran atau keputusan tentang nilai.
(Bimpome, 2011:5)
Prinsip-prinsip dalam melakukan penilaian sebagai berikut.
1. Prinsip keseluruhan (integritas); prinsip ini menghendaki bahwa suatu penilaian harus mempertimbangkan seluruh aspek yang berhubungan dengan pribadi siswa atau objek yang akan dinilai.
2. Prinsip berkesinambungan (kontinuitas); menurut prinsip ini penilaian merupakan  proses yang terus menerus.
3. Prinsip kesesuaian (objektivitas); penilaian yang baik harus didasarkan atas kenyataan yang sebenarnya dan sesuai dengan kenyataan yang terdapat pada siswa.

III.     Evaluasi
Beberapa pengertian evaluasi menurut pendapat para ahli adalah sebagai berikut.
1. Suharsimi Arikunto (2003:1), evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.
2. Worthen dam Sanders, evaluasi adalah mencari sesuatu yang berharga. Sesuatu yang berharga tersebut dapat berupa informasi tentang suatu program, produksi serta alternatif prosedur tertentu (Bimpome, 2011:2).
3. Sufflebeam dalam Worthen dan Sanders, evaluation is process of delineating, obtaining and providing useful information for judging decision alternatives. Seperti pada pengertian diatas, evaluasi ada beberapa unsur yang dapat diperhatikan yaitu : adanya sebuah proses (process), perolehan (obtaining),  penggambaran (delineating), penyediaan (providing), informasi yang berguna (useful information) dan alternatif keputusan (decision alternatives) (Bimpome, 2011:2).
4. Norman E. Grounloud; evaluasi adalah suatu proses yang sitematik dan berkesinambungan untuk mengetahui efisiensi kegiatan belajar mengajar dan efektifitas dari dari pencapaian tujuan instruksi yang telah ditetapkan.
5. Menurut Sudijono dalam Djaali (2008 : 2) evaluasi pada dasarnya merupakan penafsiran atau interpretasi yang bersumber pada data kuantitatif, sedang data kuantitatif merupakan hasil dari pengukuran.
6. Menurut UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I pasal 1 ayat 21, dijelaskan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penetapan, dan penjaminan mutu terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan pendidikan.

Mengenai makalah lengkap materi ini silahkan download makalah

Monday, February 18, 2013

Pengetahuan, Ilmu Pengetahuan dan Penelitian Ilmiah

Sekilas tentang Pengetahuan, Ilmu Pengetahuan dan Penelitian Ilmiah

Manusia merupakan makhluk yang berakal budi. Dengan akal budinya, manusia mampu mengembangkan kemampuan yang spesifik manusiawi, yang menyangkut daya cipta, rasa maupun karsa. Dengan akal budinya, maka kemampuan bersuara bisa menjadi kemampuan berbahasa dan berkomunikasi. Manusia mampu menciptakan dan menggunakan symbol-simbol dalam kehidupan sehari-hari, sehingga oleh Ernst Cassirer disebut sebagai animal symbolicum (Suriasumantri, 2005: 171).

Adanya akal budi juga menyebabkan manusia mampu berpikir abstrak dan konseptual sehingga manusia disebut sebagai makhluk pemikir (homosapiens). Aristoteles menyebut manusia karena kemampuan sebagai animal that reason, dengan ciri utamanya selalu ingin mengetahui. Pada manusia melekat kehausan intelektual (intellectual curiousity), yang menjelma dalam aneka wujud pertanyaan (Rinjin, 1996: 9).

Manusia selalu bertanya karena terdorong oleh rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu tersebut sudah muncul pada awal perkembangannya. Manifestasi dari hasrat ingin tahu tersebut antara lain berupa pertanyaan: "Apa ini atau apa itu?" Pertanyaan tersebut selanjutnya berkembangan menjadi: "Mengapa demikian dan bagaimana cara mengatasinya?".

Hasrat ingin tahu manusia tersebut terpuaskan bila manusia memperoleh pengetahuan yang benar mengenai hal-hal yang dipertanyakan. Dalam sejarah perkembangannya, manusia ternyata manusia selalu berusaha memperoleh pengetahuan yang benar atau yang secara singkat dapat disebut sebagai kebenaran (Suryabrata, 2000: 2). Manusia senantiasa berusaha memahami, memperoleh, dan memanfaatkan kebenaran untuk kehidupannya. Tidak salah jika satu sebutan lagi diberikan kepadanya, yaitu manusia sebagai makhluk pencari kebenaran.

Pada tingkat lain, muncul persoalan serupa: Apakah pengetahuan manusia berasal dari akal budi manusia atau berasal dari pengalaman manusia akan realitas obyektif di alam semesta ini. Juga muncul persoalan mengenai apakah pengetahuan manusia itu bersifat psikologis subyektif atau bersifat obyektif universal. Apakah pengetahuan manusia hanya berkaitan dengan struktur kesadaran subyektif masing-masing orang atau sesuai dengan kenyataan real yang melekat pada obyek yang dikenal dan diketahui manusia sebagai manusia lepas dari kesadaran subyektif setiap orang (Keraf, 2005: 20). 
Berikut ini akan disinggung tentang pengetahuan, ilmu pengetahuan ilmiah, dan penelitian.
Pengertian Pengetahuan, Ilmu Pengetahuan dan Penelitian Ilmiah
1.    Pengertian Pengetahuan
Pengertian pengetahuan dalam Pepi Perdiansyah sebagai berikut.
  • Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, pengetahuan berarti segala sesuatu yang diketahui, kepandaian atau segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran).
  • Menurut Pudjawidjana (1983), pengetahuan adalah reaksi dari manusia atas rangsangannya oleh alam sekitar melalui persentuhan melalui objek dengan indera. Selain itu pengetahuan merupakan hasil yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap sebuah objek tertentu.
  • Menurut Ngatimin (1990), pengetahuan adalah sebagai ingatan atas bahan-bahan yang telah dipelajari dan mungkin ini menyangkut tentang mengikat kembali sekumpulan bahan yang luas dari hal-hal yang terperinci oleh teori, tetapi apa yang diberikan menggunakan ingatan akan keterangan yang sesuai.
  • Menurut Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telingan.
Selanjutnya dapat didownload pada link berikut.
download Makalah


Tuesday, February 12, 2013

Assesment in Mathematics Education


Assesment in Mathematics Education merupakan salah satu mata kuliah pada Mahasiswa Impome 2012 di Universitas Sriwijaya yang hampir sama dengan Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika. Mata kuliah ini diampu oleh Prof. Dr. Zulkardi dan Dr. Ratu Ilma I.P., M.Si sebanyak 3 SKS.

Diskripsi  Mata  Kuliah
Mata kuliah ini membahas mengenai berbagai macam strategi belajar mengajar dalam pendidikan matematika mulai dari hal-hal terkait penilaian, pengukuran, evaluasi, jenis- jenis penilaian yang terdiri dari tes maupun non tes, validitas, reliabilitas, efek potensial, kepraktisan. Selain itu, mata kuliah ini dihubungkan dengan kurikulum yang berlaku serta membahas berbagai teknik evaluasi dan pengembangan bentuk alat-alat evaluasi kemampuan matematika. Topik-topik yang dibahas antara lain meliputi beberapa pendekatan pengajaran matematika, teori belajar mengajar dan penerapannya pada pokok bahasan tertentu,serta simulasi pengajaran matematika, berbagai teknik evaluasi dan pengembangan alat evaluasi.

Tujuan Mata  Kuliah
sesuai dengan apa yang tertera dalam buku pedoman mahasiswa Pascasarjana Unsri, setelah menempuh mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan:

-    Memahami berbagai macam pendekatan pengajaran dalam pendidikan matematika;
-    Memahami teori belajar dan mampu menerapkan pada pokokbahasan tertentu;
-    Mampu menstimulasi  pengajaran matematika;
-    Mampu  memahami berbagai teknik evaluasi;
-    Mampu mengembangkan alat evaluasi.
Berikut  ini mengenai jadwal rencana setiap bahasan tiap pertemuan perkuliahan tersebut pada semester 2 tahun 2013
No.
Pokok Bahasan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Hakikat evaluasi
Tes
Non Tes
Validasi
Reliabilitas, kepraktisan, efek potensial
Problem solving
Open Ended
PISA
TIMMS
UTS
Pembuatan instrumen
Pembuatan instrumen
Pembuatan instrumen
Uji lapangan
Uji lapangan
Uji Lapangan
Laporan
UAS


Demikianlah diskripsi singkat mengenai perkuliahan Assesment in Mathematics Education untuk mahasiswa Impome 2012 di Universitas Sriwijaya. 
Mengenai makalah dan literatur-literatur dari mata kuliah ini akan dipaparkan pada bentuk pertemuan-pertemuan yang sudah berbentuk file PDF.
Semoga bisa membantu dan bermanfaat, terima kasih

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Iptek-4u - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons