,.

Sunday, April 28, 2013

PENELITIAN PENGEMBANGAN

  
PENELITIAN PENGEMBANGAN

Oleh Fanni Fatoni
BIMPOME 2012 Sriwijaya University
NIM 06122802012
fan_math05@yahoo.co.id

A.    Pengertian Penelitian Pengembangan
Bidang teknologi instruksional secara tradisional melibatkan perpaduan unik dari teori dan praktek. Campuran ini paling jelas dalam penelitian pengembangan, penelitian itu  melibatkan produksi pengetahuan dengan tujuan akhir untuk meningkatkan proses desain instruksional, pengembangan, dan evaluasi. Penelitian tersebut didasarkan pada baik pemecahan masalah situasi tertentu atau prosedur penyelidikan umum. Penelitian pengembangan, sebagai lawan pengembangan instruksional sederhana, telah didefinisikan sebagai "studi sistematis merancang, mengembangkan dan mengevaluasi program pembelajaran, proses dan produk yang harus memenuhi kriteria konsistensi internal dan efektivitas". Dalam bentuk yang paling sederhana, penelitian pengembangan dapat berupa
1.  studi tentang proses dan dampak dari desain instruksional tertentu dan upaya pengembangan, atau
2.  situasi di mana seseorang melakukan desain instruksional, pengembangan, atau kegiatan evaluasi dan mempelajari proses pada waktu yang sama, atau
3.  studi tentang instruksional 
desain, pengembangan, dan evaluasi proses secara keseluruhan atau komponen proses tertentu.
(Klein, Nelson & Richey, 1994: 1099).

Dalam Sugiyono (2011: 297) penelitian pengembangan disebutkan sebagai penelitian dan pengembangan (research and development). Penelitian pengembangan merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut.
Selain itu, Borg and Gall (1983:772) mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai berikut:   

Educational Research and development (R & D) is a process used to develop and validate educational products. The steps of this process are usually referred to as the R & D cycle, which consists of studying research findings pertinent to the product to be  developed, developing the products based on these findings, field testing it in the setting  where it will be used eventually, and revising it to correct the deficiencies found in the  filed-testing stage. In more rigorous programs of R&D, this cycle is repeated until the field-test data indicate that the product meets its behaviorally defined objectives.  
 
Berdasarkan pengertian di atas, Penelitian Pendidikan dan pengembangan (R & D) merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Langkah-langkah dari proses ini biasanya disebut sebagai siklus R & D, yang terdiri dari mempelajari temuan penelitian yang berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan temuan ini, bidang pengujian dalam pengaturan di mana ia akan digunakan akhirnya , dan merevisinya untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan dalam tahap mengajukan pengujian. Dalam program yang lebih ketat dari R & D, siklus ini diulang sampai bidang-data uji menunjukkan bahwa produk tersebut memenuhi tujuan perilaku didefinisikan.
 
Menurut Gay (1990), penelitian pengembangan adalah suatu usaha untuk mengembangkan suatu produk yang efektif untuk digunakan sekolah, dan bukan untuk menguji teori. Selanjutnya, penelitian pengembangan didefinisikan sebagai suatu pengkajian sistematik terhadap pendesainan, pengembangan dan evaluasi program, proses dan produk pembelajaran yang harus memenuhi kriteria validitas, kepraktisan, dan efektifitas (Seals dan Richey, 1994). 

Selanjutnya, Van den Akker dan Plomp (1993) mendeskripsikan penelitian pengembangan berdasarkan dua tujuan yaitu: (1) pengembangan prototype produk, dan (2) perumusan saran-saran metodologis untuk pendesainan dan evaluasi prototype produk tersebut. 
 
B.    Ciri/Komponen Penelitian dan Pengembangan
Borg and Gall (1989) menjelaskan empat ciri utama dalam penelitian dan pengembangan, yaitu:
1.    Studying research findings pertinent to the product to be develop
Melakukan studi atau penelitian awal untuk mencari temuan-temuan penelitian terkait dengan produk yang akan dikembangkan.
2.    Developing the product base on this findings.
Mengembangkan produk berdasarkan temuan penelitian tersebut.
3.    Field testing it in the setting where it will be used eventually
Melakukan uji lapangan dalam seting atau situasi senyatanya di mana produk  tersebut nantinya digunakan
4.    Revising it to correct the deficiencies found in the field-testing stage.
Melakukan revisi untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ditemukan dalam
tahap-tahap uji lapangan.
Dari empat ciri utama R&D tersebut, memberikan gambaran bahwa ciri utama R&D adalah adanya langkah-langkah penelitian awal tekait dengan produk yang akan dikembangkan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut kemudian produk pendidikan dirancang dan dikembangkan untuk kemudian diuji dan diperbaiki/direvisi.

Menurut Santyasa (2009 : 3), Karakteristik penelitian pengembangan dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran sebagai berikut. 
1.  Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan dengan upaya inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran sebagai pertanggung jawaban profesional dan komitmennya terhadap pemerolehan kualitas pembelajaran.
2. Pengembangan model, pendekatan dan metode pembelajaran serta media belajar yang menunjang keefektifan pencapaian kompetensi siswa.
3. Proses pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji ahli, dan uji coba lapangan secara terbatas perlu dilakukan sehingga produk yang dihasilkan bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Proses pengembangan, validasi, dan uji coba lapangan tersebut seyogyanya dideskripsikan secara jelas, sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara akademik
4. Proses pengembangan model, pendekatan, modul, metode, dan media pembelajaran perlu didokumentasikan secara rapi dan dilaporakan secara sistematis sesuai dengan kaidah penelitian yang mencerminkan originalitas.
 
C.    Motif Penelitian Pengembangan
Menurut Akker (1999), motif dari penelitian pengembangan adalah:
1.  Motif dasarnya bahwa penelitian kebanyakan dilakukan bersifat tradisional, seperti eksperimen, survey, analisis korelasi yang fokusnya pada analsis deskriptif yang tidak memberikan hasil yang berguna untuk desain dan pengembangan dalam pendidikan.
2.  Keadaan yang sangat kompleks dari banyaknya perubahan kebijakan di dalam dunia pendidikan, sehingga diperlukan pendekatan penelitian yang lebih evolusioner (interaktif dan siklis).
3.  Penelitian bidang pendidikan secara umum kebanyakan mengarah pada reputasi yang ragu-ragu dikarenakan relevasi ketiadaan bukti.
 
D.     Tujuan Penelitian Pengembangan
Menurut Akker (1999), tujuan penelitian pengembangan dapat dibedakan menjadi.
1.  Pada bagian kurikulum
Tujuannya adalah menginformasikan proses pengambilan keputusan sepanjang pengembangan suatu produk/program untuk meningkatkan suatu program/produk menjadi berkembang dan kemampuan peneliti untuk menciptakan berbagai hal dari jenis ini pada situasi ke depan.
2.  Pada bagian teknologi dan media
Tujuannya adalah untuk menigkatkan proses rancangan instruksional, pengembangan, dan evaluasi yang didasarkan pada situasi pemecahan masalah spesifik yang lain atau prosedur pemeriksaan yang digeneralisasi.
3.  Pada bagian pelajaran dan instruksi
Tujuannya adalah untuk pengembangan dalam perancangan lingkungan pembelajaran, perumusan kurikulum, dan penaksiran keberhasilan dari pengamatan dan pembelajaran, serta secara serempak mengusahakan untuk berperan untuk pemahaman fundamental ilmiah.
4.  Pada bagian pendidikan guru dan didaktis
Tujuannya adalah untuk memberikan kontribusi pembelajaran keprofesionalan para guru dan atau menyempurnakan perubahan dalam suatu pengaturan spesifik bidang pendidikan. Pada  bagian didaktis, tujuannya untuk menjadikan penelitian pengembangan sebagai suatu hal interaktif, proses yang melingkar pada penelitian dan pengembangan  gagasan teoritis dari perancang memberi pengembangan produk yang diuji di dalam kelas yang ditentukan, mendorong secepatnya ke arah teoritis dan empiris dengan menemukan produk, proses pembelajaran dari pengembang dan teori instruksional.

E.    Model-Model Penelitian Pengembangan
1.    Model IDI (Instructional Development Institute)

Terdapat beberapa langkah-langkah atau tahapan-tahapan pada model IDI, sebagai berikut:
a.    Tahap I: Penentuan dan Perumusan Fungsi
Fungsi tahap penentuan dan perumusan fungsi adalah sebagai berikut.
•    Identifikasi masalah, meliputi: analisis kebutuhan, menentukan prioritas dan rumusan masalah
•    Analisis latar, meliputi: karakteristik siswa, kondisi dan sumber-sumber yang relevan
•    Pengelolaan, meliputi: tugas, tanggung jawab dan jadwal
b.    Tahap II: Pengembangan
Fungsi tahap pengembangan adalah sebagai berikut:
•    Mengidentifikasi tujuan, meliputi: tujuan akhir dan tujuan antara
•    Menentukan metode, meliputi: belajar, mengajar dan media
•    Membuat prototype, meliputi: paket pembelajaran dan instrument evaluasi
c.    Tahap III: Penilaian
Fungsi tahap penilaian adalah sebagai berikut:
•    Testing prototipe, meliputi: uji coba dan mengumpulkan data evaluasi
•    Analisis hasil, meliputi: tujuan, metode dan teknik evaluasi
Implementasi, meliputi: review, revisi dan tindak lanjut
(Hobri, 2010: 1-2)

Selanjutnya akan dibahas penelitian pengembangan menurut Sugiyono, model penelelitian pengembangan menurut Dick dan Carey, Menurut Plomp, Menurut Akker serta Menurut Tessmer.
Silahkan download makalah dibawah ini

Related Post:

Widget by [ Iptek-4u ]

0 komentar:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Iptek-4u - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons