Sang Guru berucap kepada muridnya:
"Aku sekarang adalah gurumu,
Suatu nanti, engkau akan menjadi rekan ku,
Suatu kelak nanti aku akan menjadi murid mu"
Tidak tahu menahunya, sang murid yang dulu boleh dibilang Lugu (Lucu tur Wagu {cari sendiri dalam bahasa jawanya}) :p telah berdiri di depan Sang Guru yang dahulu nya adalah Sang Guru. Hal ini suatu efek dari suatu kemajuan teknologi, modernisasi ilmu pengetahuan dan Hitekkk yang menjadikan Sang Murid sekarang menjadi guru bagi guru nya dahulu.
Sebelum sampai pada Sang Guru untuk Guru nya yang dahulu, boleh dibilang suatu nanti Sang Murid akan menjadi rekan serekan nya di dalam kantor/tempat mengajar/dimana lah Ia (Sang Murid) bekerja dengan Sang Guru. Tidak Usah kau Tanya dimana itu, lihat saja beberapa tempat yang jarang kau, aku, kita dan kami sadari bahwa hal itu banyak terjadi KINI. Kini, Sang Murid telah menjadi rekan yang dahulu nya Ia (Sang Guru) bagi murid nya. Bahkan boleh dibilang secara titel Sang Murid Lebih mentereng dari Sang Guru apalagi jika ditambah ilmu yang diperoleh Sang Murid melebihi Sang Guru, Alhasil bukan suatu hal yang mustahal eh mustahil bahwa menjadikan Sang Murid itu memang menjadi Guru bagi gurunya dulu.
Seperti RODA yang berjalan, adakala nya di atas, ada kala nya dibawah, ada kala nya di tengah. Sama hal nyadengan apa yang diperoleh dari suatu hal pendidikan tersebut. Dari Murid, sekarang adalah REKAN, dan Kelak menjadi Guru bagi gurunya dulu.
Contoh, Sang Murid telah menjelajahi berbagai ilmu pengetahuan dengan berbagai wawasan pengalaman yang luas. Ambil suatu permisalan dalam kehidupan nyata, seorang guru yang mengajar murid nya tentang bahasa Inggris di SD dengan sebatas huruf abjad ei, bi, ci, di, ……. Sang Murid terus berkembang dan tumbuh, tidak tahu nya sampe berkuliah di Luar Negeri yang membuat Sang Murid semakin lancar dalam berbicara, menulis ataupun mendengarkan bahasa inggris tersebut dan jelas hal itu melebihi ilmu dan wawasan yang diperoleh guru nya dahulu yang hanya mengajar nya dari awal mengeja abjad.
Sepulang menuju kampung, disalamilah Sang Guru yang masih tidak terlalu menua. Bercakap-cakaplah mereka sampai2 Sang Murid mengajari nya beberapa hal yang belum didapat oleh Sang Guru. Begitupun terjadi di bidang-bidang yang lain.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Namun sayang, saat ini/kemarin/suatu nanti terkadang tidak sedikit Orang-orang yang lebih tua tak mau mendengar apa yang telah dimiliki oleh orang yang lebih muda. Apalagi titel yang tua lebih mentereng dari yang muda. Memang dari sono nya, Menganggap diri nya sendiri orang yang lebih tua, lebih berpengalaman dan lebih tahu. Rasa ngeyel ditambah rasa berderajat tinggi BIN gengsi menyebabkan penidakterimaan yang tidak wajar.
Tidak sedikit yang tahu pulabahwa Juniornya justru itu lebih baik dari seniornya namun tak banyak yangb ersedia saja mengakui. Yang lebih dan terparahnya untuk menjaga agar kewibaan ,kehormatannya, dan nama yang tua semakin mengharum dan luhur tetap tak terganti maka yang muda malah tidak di motivasi untuk lebih maju lagi atau malah di cela.
Namun, terkadang juga tidak sedikit pula, yang Muda kembali bertemu dengan yang Tua dg menunjukan kesombongan Taji Ilmu yang di dapat nya di hadapan yang TUA tersebut. SOMBONG dengan apa yang diperoleh nya telah melebihi dari yang TUA.
Pendidikan, seyogyanya menjadikan manusia lebih menjadi bermanfaat bagi sesama baik yang muda maupun yang tua. Semakin tinggi ilmu yang diperoleh, semakin merunduk pula lah ia. Seperti ilmu Padi, Semakin berisi semakin merunduk.Saling mendukung dan menghormati satu sama lain yang tidak lain didapat adalah suatu kemajuan dan kebermanfaatan yang semakin maksimal untuk kehidupan yang lebih baik.
Maju ke arah yang positif danlebih baik lah terus pendidikan kita melalui saling berbagi, saling menghormati dan saling mendukung. Alangkah Indahnya saling berbagi, saling menghormati, saling mendukung satu sama lain
Selamat Hari Pendidikan Nasional
Di atas kasur, 2 Mei 2013.
21.05 WIB
"Aku sekarang adalah gurumu,
Suatu nanti, engkau akan menjadi rekan ku,
Suatu kelak nanti aku akan menjadi murid mu"
Tidak tahu menahunya, sang murid yang dulu boleh dibilang Lugu (Lucu tur Wagu {cari sendiri dalam bahasa jawanya}) :p telah berdiri di depan Sang Guru yang dahulu nya adalah Sang Guru. Hal ini suatu efek dari suatu kemajuan teknologi, modernisasi ilmu pengetahuan dan Hitekkk yang menjadikan Sang Murid sekarang menjadi guru bagi guru nya dahulu.
Sebelum sampai pada Sang Guru untuk Guru nya yang dahulu, boleh dibilang suatu nanti Sang Murid akan menjadi rekan serekan nya di dalam kantor/tempat mengajar/dimana lah Ia (Sang Murid) bekerja dengan Sang Guru. Tidak Usah kau Tanya dimana itu, lihat saja beberapa tempat yang jarang kau, aku, kita dan kami sadari bahwa hal itu banyak terjadi KINI. Kini, Sang Murid telah menjadi rekan yang dahulu nya Ia (Sang Guru) bagi murid nya. Bahkan boleh dibilang secara titel Sang Murid Lebih mentereng dari Sang Guru apalagi jika ditambah ilmu yang diperoleh Sang Murid melebihi Sang Guru, Alhasil bukan suatu hal yang mustahal eh mustahil bahwa menjadikan Sang Murid itu memang menjadi Guru bagi gurunya dulu.
Seperti RODA yang berjalan, adakala nya di atas, ada kala nya dibawah, ada kala nya di tengah. Sama hal nyadengan apa yang diperoleh dari suatu hal pendidikan tersebut. Dari Murid, sekarang adalah REKAN, dan Kelak menjadi Guru bagi gurunya dulu.
Contoh, Sang Murid telah menjelajahi berbagai ilmu pengetahuan dengan berbagai wawasan pengalaman yang luas. Ambil suatu permisalan dalam kehidupan nyata, seorang guru yang mengajar murid nya tentang bahasa Inggris di SD dengan sebatas huruf abjad ei, bi, ci, di, ……. Sang Murid terus berkembang dan tumbuh, tidak tahu nya sampe berkuliah di Luar Negeri yang membuat Sang Murid semakin lancar dalam berbicara, menulis ataupun mendengarkan bahasa inggris tersebut dan jelas hal itu melebihi ilmu dan wawasan yang diperoleh guru nya dahulu yang hanya mengajar nya dari awal mengeja abjad.
Sepulang menuju kampung, disalamilah Sang Guru yang masih tidak terlalu menua. Bercakap-cakaplah mereka sampai2 Sang Murid mengajari nya beberapa hal yang belum didapat oleh Sang Guru. Begitupun terjadi di bidang-bidang yang lain.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Namun sayang, saat ini/kemarin/suatu nanti terkadang tidak sedikit Orang-orang yang lebih tua tak mau mendengar apa yang telah dimiliki oleh orang yang lebih muda. Apalagi titel yang tua lebih mentereng dari yang muda. Memang dari sono nya, Menganggap diri nya sendiri orang yang lebih tua, lebih berpengalaman dan lebih tahu. Rasa ngeyel ditambah rasa berderajat tinggi BIN gengsi menyebabkan penidakterimaan yang tidak wajar.
Tidak sedikit yang tahu pulabahwa Juniornya justru itu lebih baik dari seniornya namun tak banyak yangb ersedia saja mengakui. Yang lebih dan terparahnya untuk menjaga agar kewibaan ,kehormatannya, dan nama yang tua semakin mengharum dan luhur tetap tak terganti maka yang muda malah tidak di motivasi untuk lebih maju lagi atau malah di cela.
Namun, terkadang juga tidak sedikit pula, yang Muda kembali bertemu dengan yang Tua dg menunjukan kesombongan Taji Ilmu yang di dapat nya di hadapan yang TUA tersebut. SOMBONG dengan apa yang diperoleh nya telah melebihi dari yang TUA.
Pendidikan, seyogyanya menjadikan manusia lebih menjadi bermanfaat bagi sesama baik yang muda maupun yang tua. Semakin tinggi ilmu yang diperoleh, semakin merunduk pula lah ia. Seperti ilmu Padi, Semakin berisi semakin merunduk.Saling mendukung dan menghormati satu sama lain yang tidak lain didapat adalah suatu kemajuan dan kebermanfaatan yang semakin maksimal untuk kehidupan yang lebih baik.
Maju ke arah yang positif danlebih baik lah terus pendidikan kita melalui saling berbagi, saling menghormati dan saling mendukung. Alangkah Indahnya saling berbagi, saling menghormati, saling mendukung satu sama lain
Selamat Hari Pendidikan Nasional
Di atas kasur, 2 Mei 2013.
21.05 WIB
Related Post:
Widget by [ Iptek-4u ]
0 komentar:
Post a Comment