Desain Pembelajaran PMRI 4:
"Jika Kamu Penjahit yang Pintar, Berapa cm Panjang Lingkar Pinggang Pemesan Baju itu?"
Oleh
"Jika Kamu Penjahit yang Pintar, Berapa cm Panjang Lingkar Pinggang Pemesan Baju itu?"
Oleh
Ahmad wachidul kohar1
Fanni Fatoni2
Wisnu Siwi Satiti3
IMPoME, Sriwijaya University, 2012
(1bangwachid@gmail.com, 2fan_math05@yahoo.co.id,3siwi.wisnu@gmail.com)
Matematika dewasa ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Bermula dari kehidupan sehari-hari yang paling sederhana misalnya mengukur panjang kayu untuk membuat meja, ukuran lebar dan panjang buku, papan tulis sampai dengan kehidupan yang lebih kompleks dan modern seperti di dunia informasi dan teknologi komputer. Konsep-konsep di dalam matematika ketika telah dikuasai dengan baik dan benar oleh siswa pada waktu tingkat sekolah dasar akan dapat membantu dalam membangun kemampuan berpikir kritis siswa dalam mengatasi masalah-masalah yang muncul di kehidupan sehari-hari dan dikemudian hari. Oleh karena itu sangat penting dalam menanamkan konsep yang baik dan benar tentang pendidikan matematika mulai dari sekolah dasar (SD).
Salah satu ruang lingkup matematika adalah kemampuan untuk mengukur. Konsep pengukuran sangatlah penting dalam kehidupan manusia. Mengukur telah dilakukan oleh orang-orang jaman terdahulu dengan menggunakan jari, tangan dan kaki sebagai alat ukur yang tidak baku. Van den Heuvel-Panhuizen (2004) mengatakan bahwa mengapa pengukuran sebagai subject pokok yang penting di pendidikan matematika?. Pertama, pengukuran terdiri dari aspek praktis keterampilan yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam buku-buku pelajaran SD kelas 3 misalnya Buku Cerdas Matematika (Nur Fajariyah, 2004) menyajikan materi tersebut dari hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari yaitu memilih alat ukur sesuai dengan fungsinya seperti mistar, rol meter, metelin dan sebagainya.
Salah satu pembelajaran matematika yang berkembang pada abad 21 ini adalah pembelajaran matematika realistik. Pembelajaran matematika realistik di Indonesia mengacu pada ide Hans Freudenthal (1991) yakni matematika sebagai suatu bentuk aktivitas manusia. Menurut Freudenthal (Van den Heuvel-Panhuizen, 1998), matematika harus dikaitkan dengan kenyataan, dekat dengan pengalaman anak dan relevan terhadap kehidupan masyarakat, untuk menjadi manusia yang bernilai.
Oleh karena beberapa hal di atas, kami (Fanni, Kohar dan Siwi) bersama guru mitra di kelas 3 SD Negeri 117 Palembang berkolaborasi untuk mendesain pembelajaran dengan pendekatan PMRI untuk materi pengukuran panjang dengan mengajak siswa-siswa mengukur tubuhnya sendiri pada kegiatan menjahit. Rincian bagaimana guru dan tim kami merancang pembelajaran, mengimplementasikan rancangan tersebut dan kemudian melakukan analisis terhadap hasil implementasi dijelaskan dalam bagian desain pembelajaran sebagai berikut.
Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan di kelas III A SD N 117 Palembang dengan materi yang diajarkan adalah pengukuran dengan fokus dari tim observer adalah mengenalkan alat-alat pengukuran panjang dan melakukan kegiatan pengukuran dengan menggunakan alat ukur standar. Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah preliminary design (analisis kurikulum, penentuan indikator dan tujuan pembelajaran), dilanjutkan dengan teaching experiment (penerapan/desain pembelajaran) dan retrospective analysis (refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan).
1. Preliminary Design
Kami melakukan analisis terhadap kurikulum yang bertujuan agar pembelajaran yang didesain sesuai dengan kurikulum matematika yang berlaku untuk kelas 3 SD sebagai subjek dalam kegiatan pembelajaran. Analisis meliputi penentuan materi ajar, tujuan pembelajaran, dan indikator pembelajaran.
Berdasarkan diskusi yang telah kami lakukan dengan guru mitra (Ibu Fatmawati), materi tentang pengukuran panjang tergabung dengan materi pengukuran waktu dan berat. Pada tanggal 6 November 2012, Ibu Fatmawati memberi saran untuk penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada kelas I – III disusun dengan menggunakan RPP tematik dan diselipkan tentang pembelajaran karakter bagi siswa. Beliau memberikan format contoh RPP tematik dari SD N 117 Palembang yang telah biasa digunakan sehingga kami bisa menggunakannya dalam penyusunan RPP dalam proses pembelajaran.
Selain itu beliau memberi saran agar RPP dilampiri dengan lembar penilaian dan kriteria penilaian supaya memberi nilai maksimal dalam proses penilain siswa pada saat proses pembelajaran. Beliau juga menunjukkan contoh laporan-laporan yang dibuat oleh tim peneliti lain yang melakukan observasi di SD N 117 meliputi RPP, lembar penilaian dan kriteria-kriteria penilaian. Beliau menyarakan agar di akhir LKS, siswa diarahkan untuk menentukan kesimpulan dari aktivitas belajar mereka. Kesimpulan ini juga berkaitan dengan tujuan dari kegiatan belajar siswa.
Sebelum proses pembelajaran, kami mendesain isi dari kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Kami melibatkan 5 hal yang menjadi karakteristik dari PMRI yaitu use of context, interactivity, contribution student’s, intertwining of learning strands, use of model (Treffers dalam Van den Heuvel-Panhuizen, 1998). Kami memilih konteks yang berfungsi untuk memanfaatkan realitas sebagai sumber aplikasi matematika dengan mengenalkan alat-alat pengukuran panjang dalam kehidupan sehari-hari sebagai titik awal (use of context) seperti metelin, rol meter, mistar, strature meter (pengukur tinggi). Melalui kegiatan mengenal diharapkan siswa dapat mempunyai pengalaman langsung dalam mengenal dan bahkan menggunakan secara langsung alat ukur panjang tersebut.
Dalam kaitannya dengan proses matematisasi yang diharapkan adalah siswa dapat membangun model matematika yang merupakan jembatan bagi siswa jembatan bagi siswa dari situasi informal ke formal (the use of model) selama pembelajaran. Selain itu pula, kami berencana untuk menggunakan kontribusi siswa dimana siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan strategi-strategi informal dalam menyelesaikan masalah yang dapat mengarahkan mereka pada pengkontribusian prosedur pemecahan, dengan bimbingan guru diharapkan siswa bisa menemukan tentang berbagai alat ukur panjang dalam kehidupan sehari-hari sesuai penggunaannya dan dapat menggunakannya dengan benar (student contributions).
Kontribusi siswa di dalam pemecahan masalah akan membangkitkan interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru serta siswa dengan perangkat pembelajaran yang kami desain melalui kegiatan diskusi antar kelompok sehingga muncul penjelasan, persetujuan, pertanyaan antar siswa (interactivity). karakteristik ke 5 yang kami terapkan dalam desain pembelajaran dengan tujuan bahwa struktur dan konsep matematika dapat saling berkaitan di dalam proses pembelajaran yang lebih bermakna (intertwining).
Setelah menyusun desain pembelajaran dan mendiskusikan tentang RPP yang akan dibuat, kami menuliskan desain tersebut ke dalam bentuk RPP dan LKK (Lembar Kegiatan Kelompok) yang selanjutnya dikonsultasikan dengan Ibu Fatmawati. Kami memaparkan rincian rencana pembelajaran tersebut yang telah dibuat. Secara umum beliau menyetujui sekenario pembelajaran tersebut.
Selanjutnya, deskripsi keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan desain yang telah dikonsultasikan ini dijelaskan di bagian teaching experiment sebagai berikut.
2. Teaching Experiment
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada hari Rabu, 21 November 2012. Pada kesempatan kali ini, salah satu dari anggota tim peneliti berperan sebagai guru, yaitu Fanni Fatoni dengan dibantu oleh Ahmad Wachidul Kohar, Wisnu Siwi dalam mengkondisikan siswa pada saat kegiatan kelompok dan Ibu Fatmawati sebagai pengamat di dalam kelas.
Kegiatan pembelajaran dimulai pada pukul 13.10 WIB setelah siswa selesai berbaris dan berdoa. Guru memulai kegiatan pembelajaran dengan dengan mengingatkan materi sebelumnya yaitu tentang hubungan antar satuan berat kepada siswa. Banyak siswa yang memberikan respon sangat baik dari pertanyaan guru, mereka antusias sekali dalam menjawab pertanyaan guru. Selanjutnya memasuki materi yang akan diajarkan yaitu pengukuran panjang, guru memulai dari hal yang sederhana dengan mengajak siswa mengukur panjang pensil dan jenis alat ukur panjang lain yang pernah mereka kenal sebelumnya. Hampir semua siswa tidak mengalami kesulitan dalam memberikan alasan pensil mana yang lebih panjang dan bagaimana cara mengetahui bahwa pensil tersebut lebih panjang dari yang lainnya yaitu dengan mengukur menggunakan mistar.
Mengenai informasi detail tentang bagaimana proses pembelajaran pada luas layang-layang di atas, silahkan download di bawah ini.
1. Laporan Pembelajaran tentang Learning Design Pengukuran Panjang (Indo)
2. Laporan Pembelajaran tentang Learning Design Lenght Measurement (Inggris)
3. RPP Tematik Pembelajaran Pengukuran Panjang Kelas 3 SD
4. LKK Pembelajaran Pengukuran Panjang Kelas 3 SD
Nb: Learning Design tentang pembelajaran di atas di sesuaikan berdasarkan pada RPP dan LKK di atas.
1. Laporan Pembelajaran tentang Learning Design Pengukuran Panjang (Indo)
2. Laporan Pembelajaran tentang Learning Design Lenght Measurement (Inggris)
3. RPP Tematik Pembelajaran Pengukuran Panjang Kelas 3 SD
4. LKK Pembelajaran Pengukuran Panjang Kelas 3 SD
Nb: Learning Design tentang pembelajaran di atas di sesuaikan berdasarkan pada RPP dan LKK di atas.
Related Post:
Widget by [ Iptek-4u ]
0 komentar:
Post a Comment