PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Pendahuluan
Suatu proses pembelajaran salah satunya dapat dikatakan berhasil apabila muncul perubahan tingkah laku positif pada peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Hal ini pada dasarnya bergantung pada guru sebagai elemen penting dalam kegiatan pembelajaran. Kualitas kemampuan guru dewasa ini secara kompetensi menjadi isu hangat dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Kualitas guru dapat diartikan sebagai kemampuan/kompetensi yang dimiliki oleh guru untuk diberikan pada anak didiknya. Seorang guru pula harus memiliki beberapa kompetensi-kompetensi. Kompetensi guru tersebut mencakup empat jenis, yaitu (1) kompetensi pedagogi, (2) kompetensi profesional, (3) kompetensi sosial, dan (4) kompetensi kepribadian.
Upaya peningkatan keempat kompetensi itu merupakan upaya peningkatan profesionalisme guru. Salah satu cara untuk meningkatkan profesionalisme dapat dicapai oleh guru dengan cara melakukan Penelitian Tindakan Kelas (selanjutnya disingkat PTK) secara berkesinambungan. Melalui pendidik salah satu nya guru melakukan PTK bertujuan untuk meningkatkan praktek pendidikan dengan mempelajari isu-isu atau masalah yang mereka hadapi.
Pendidik membayangkan tentang masalah ini, mengumpulkan dan menganalisis data, dan menerapkan perubahan berdasarkan penemuan mereka. Dalam beberapa kasus, peneliti berbicara tentang masalah local, praktis, seperti persoalan kelas untuk guru. Dalam situasi lain, peneliti berusaha untuk memberdayakan, mengubah, dan membebaskan individu dari situasi yang membatasi pengembangan dan penentuan diri mereka sendiri (Creswell, 2012: 577).
PTK merupakan bagian dari penelitian tindakan (action research) yang menghadirkan suatu perkembangan bidang penelitian pendidikan yang mengarahkan pengidentifikasian karakteristik kebutuhan pragmatis dari praktisi bidang pendidikan untuk mengorganisir penyelidikan reflektif ke dalam pengajaran di kelas (Emzir, 2008: 233).
Selanjutnya, dalam makalah ini akan dieksplorasi mengenai pengertian PTK, karakteristik dan prinsip-prinsip PTK, tujuan dan manfaat PTK, pelaksanaan PTK, PTK bagi guru/kepala sekolah, serta penilaian PTK.
B. Pembahasan
1. Penelitian Tindakan
PTK adalah hasil perkembangan action research (AR) yang maju pesat dengan dukungan berbagai universitas di Amerika Serikat sejak tiga decade lalu. AR awalnya merupakan metode penelitian yang banyak dipakai para praktisi yang bergelut dengan masalah nyata di masyarakat (seperti kesehatan, manajemen, dan sumber daya manusia). Mirip dengan campuran metode penelitian, AR menggunakan pengumpulan data berdasarkan metode kuantitatif atau kualitatif atau keduanya. Namun, hal ini berbeda dalam bahwa AR menyebutkan lebih spesifik, masalah praktis dan berusaha untuk mendapatkan solusi untuk suatu masalah.
Menurut Mills (dalam Creswell, 2012: 577) istilah AR diciptakan oleh Kurt Lewin (seorang ahli psikologi sosial) di tahun 1930-an. Lewin merasa bahwa kondisi sosial di tahun 1940-an (Amerika Serikat) seperti kekurangan daging, kebutuhan ilmu pengetahuan selama perang dunia II, dan perbaikan kualitas hubungan kelompok intercultural masyarakat setelah perang tersebut dapat ditingkatkan melalui proses diskusi kelompok. Diskusi itu dilakukan dalam empat tahapan: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Metode diskusi yang melibatkan proses bertahap, partisipasi semua pihak, dan keterlibatan yang demokratis tersebut terbukti efektif menghasilkan perubahan sosial.
Keberhasilan AR dalam berbagai bidang tersebut kemudian mendorong peneliti, praktisi, dan pihak-pihak lain di sektor pendidikan untuk menerapkan metode ini untuk meneliti isu-isu pendidikan, dengan asumsi bahwa jika metode penelitian itu berhasil di berbagai sektor dunia nyata, pastilah metode itu cocok juga untuk sektor pendidikan (sebagai salah satu bagian dunia nyata).
Menurut Hopkin (dalam Emzir, 2008: 233), penelitian tindakan (action research) adalah suatu proses yang dirancang untuk memberdayakan semua partisipan dalam proses (siswa, guru, dan peserta lainnya) dengan maksud untuk meningkatkan praktek-praktek yang diselenggarakan di dalam pengalaman pendidikan. Semua partisipan merupakan anggota aktif dalam proses penelitian.
Penelitian tindakan dideskripsikan sebagai suatu penelitian informal, kualitatif, formatif, subjektif, interpretif, reflektif, dan suatu model penelitian pengalaman, di mana semua individu dilibatkan dalam studi sebagai peserta yang mengetahui dan menyokong (Hopkin dalam Emzir, 2008: 233). Penelitian tindakan mempunyai tujuan utama menyediakan suatu kerangka penyelidikan kualitatif oleh para guru dan peneliti di dalam situasi pekerjaan kelas yang kompleks.
2. Pengertian PTK
Menurut Suharsimi A. (2004) ada tiga kata yang membentuk pengertian PTK, yaitu penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal, serta menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan adalah kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Sedangkan kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Dalam hal ini kelas bukan wujud ruangan tetapi diartikan sebagai sekelompok siswa yang sedang belajar.
Menurut Kasihani (dalam Sukayati, 2008: 8), PTK adalah penelitian praktis, bertujuan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran di kelas dengan cara melakukan tindakan-tindakan. Upaya tindakan untuk perbaikan dimaksudkan sebagai pencarian jawab atas permasalahan yang dialami guru dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Jadi masalah-masalah yang diungkap dan dicarikan jalan keluar dalam penelitian adalah masalah yang benar-benar ada dan dialami oleh guru.
Menurut Suyanto (dalam Sukayati, 2008: 8), PTK didefinisikan sebagai suatu penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu, untuk memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional. Oleh karena itu PTK terkait erat dengan persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang dialami guru.
Menurut Donald Ary, PTK adalah penelitian yang melibatkan guru di kelas mereka, dapat melibatkan kelompok guru dalam memeriksa isu-isu umum. Penelitian ini sendiri bertujuan untuk meningkatkan praktek di ruang kelas atau untuk memperbaiki praktik di sekolah (Ary, 2010: 515).
Menurut Hopkins (dalam Gabel, 1995) membatasi PTK sebagai sebuah proses penelitian yang di desain untuk memberdayakan seluruh partisipan dalam suatu proses pembelajaran (siswa, guru, dan pihak-pihak lain), untuk memperbaiki praktik pembelajaran. Seluruh partisipan sama-sama berperan aktif dalam proses penelitian tersebut
Senada dengan beberapa definisi itu, Mills (dalam Creswell, 2012: 577) menegaskan bahwa PTK adalah sebuah prosedur sistematis yang dilakukan guru (atau individu lain dalam konteks pendidikan) untuk mengumpulkan informasi tentang, dan kemudian meningkatkan, cara-cara pengoperasian pengaturan pendidikan tertentu, pengajaran dan pembelajaran peserta didik mereka.
3. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
Secara lebih terperinci, Creswell (2012: 586-588) mengidentifikasi enam karaktaristik PTK.
Terfokus pada tujuan praktis (a practical focus), dalam pengertian diarahkan untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah aktual yang spesifik. Dengan demikian PTK digunakan peneliti untuk memperolah manfaat langsung bagi dirinya dan pihak lain yang tarlibat dalam penelitian tersebut.
Penelitian yang reflektif-mandiri (self-reflective). Dalam konteks ini, peneliti (atau kelompok peneliti) mengkaji praktik yang dia/mereka lakukan bukan praktik orang lain untuk melihat apa yang harus dilakukan dalam rangka memperbaiki praktik tarsebut.
Bersifat tim kolaboratif (team collaboration) dengan yang lain karena dilaksanakan oleh individu dengan melibatkan orang lain (minimal sebagai observer) atau oleh komunitas stakeholder, praktisi (guru) atau peneliti.
- Proses yang dinamis dan fleksibel (a dynamic process) yang melibatkan pengulangan-pengulangan aktivitas (sehingga membentuk aktivitas spiral) yang maju-mundur diantara refleksi tentang masalah panjaringan data, dan tindakan.
- Suatu rencana tindakan (a plan of action). Pada proses tertentu, peneliti PTK merumuskan sebuah rancangan tindakan di dalam merespon suatu masalah.
- Merupakan penelitian kebersamaan (sharing research). Berbeda dengan hasil penelitian tradisional yang biasanya langsung dipublikasikan dalam jurnal atau buku, peneliti PTK biasanya mendistribusikan laporan penelitiannya kepada teman sajawat yang mungkin dapat memakai temuan tersebut. Meskipun saat ini laporan PTK juga sudah dipublikasikan malalui jurnal, biasanya para peneliti PTK lebih cenderung untuk membagikan informasi tarsebut dengan berbagai rekan sejawat untuk dipraktikkan atau dikaji ulang di sekolah/kelas masing-masing.
4. Tujuan PTK
a. Meningkatkan dan memperbaiki praktek pembelajaran yang seharusnya dilakukan oleh guru, mengingat masyarakat kita berkembang begitu cepat.
b. Meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan atau perbaikan praktek pembelajaran di kelas hanya tujuan antara, sedangkan tujuan akhir adalah peningkatan mutu pendidikan.
c. Menumbuh kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif untuk memperbaiki pembelajaran, berdasar pada persoalan-persoalan pembelajaran yang dihadapi guru di kelas.
(Sukayati, 2008: 17-18)
a. Meningkatkan dan memperbaiki praktek pembelajaran yang seharusnya dilakukan oleh guru, mengingat masyarakat kita berkembang begitu cepat.
b. Meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan atau perbaikan praktek pembelajaran di kelas hanya tujuan antara, sedangkan tujuan akhir adalah peningkatan mutu pendidikan.
c. Menumbuh kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif untuk memperbaiki pembelajaran, berdasar pada persoalan-persoalan pembelajaran yang dihadapi guru di kelas.
(Sukayati, 2008: 17-18)
5. Manfaat PTK
a. Inovasi.
Guru selalu mencoba, mengubah, mengembangkan, dan meningkatkan gaya mengajarnya agar mampu merencanakan dan melaksanakan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelas dan jaman.
b. Pengembangan kurikulum di tingkat kelas dan sekolah.
PTK dimanfaatkan secara efektif oleh guru untuk mengembangkan kurikulum yang hasil-hasilnya bermanfaat jika digunakan sebagai sumber masukan untuk mengembangkan kurikulum baik di tingkat kelas maupun sekolah.
c. Peningkatan profesionalisme guru.
Keterlibatan guru dalam PTK akan dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran. PTK merupakan salah satu cara yang dapat digunakan oleh guru untuk memahami apa yang terjadi di kelas dan cara pemecahannya yang dapat dilakukan.
a. Inovasi.
Guru selalu mencoba, mengubah, mengembangkan, dan meningkatkan gaya mengajarnya agar mampu merencanakan dan melaksanakan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelas dan jaman.
b. Pengembangan kurikulum di tingkat kelas dan sekolah.
PTK dimanfaatkan secara efektif oleh guru untuk mengembangkan kurikulum yang hasil-hasilnya bermanfaat jika digunakan sebagai sumber masukan untuk mengembangkan kurikulum baik di tingkat kelas maupun sekolah.
c. Peningkatan profesionalisme guru.
Keterlibatan guru dalam PTK akan dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran. PTK merupakan salah satu cara yang dapat digunakan oleh guru untuk memahami apa yang terjadi di kelas dan cara pemecahannya yang dapat dilakukan.
6. Langkah-langkah PTK
Saat melaksanakan PTK, peneliti harus mengikuti langkah-langkah tertentu agar proses yang ditempuh tepat, sehingga hasilnya dapat dipertanggung jawabkan. Ada 2 model yang dikembangkan oleh beberapa ahli penelitian yaitu (1) Cohen dan Manion (1980), Taba dan Noel (1982), serta Winter (1989), (2) Kemmis dan Mc Taggart.
Saat melaksanakan PTK, peneliti harus mengikuti langkah-langkah tertentu agar proses yang ditempuh tepat, sehingga hasilnya dapat dipertanggung jawabkan. Ada 2 model yang dikembangkan oleh beberapa ahli penelitian yaitu (1) Cohen dan Manion (1980), Taba dan Noel (1982), serta Winter (1989), (2) Kemmis dan Mc Taggart.
I. Langkah-langkah PTK Model Cohen dkk
1) Mengidentifikasi dan merumuskan masalah
Mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dianggap penting dan kritis yang harus segera dicarikan penyelesaian dalam pembelajaran sehari-hari, antara lain meliputi ruang lingkup masalah, identifikasi masalah dan perumusan masalah.
a. Ruang lingkup masalah
Di bidang pendidikan, PTK telah digunakan untuk pengembangan kurikulum dan program perbaikan sekolah. Contoh PTK dalam pembelajaran berkaitan dengan:
1) Mengidentifikasi dan merumuskan masalah
Mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dianggap penting dan kritis yang harus segera dicarikan penyelesaian dalam pembelajaran sehari-hari, antara lain meliputi ruang lingkup masalah, identifikasi masalah dan perumusan masalah.
a. Ruang lingkup masalah
Di bidang pendidikan, PTK telah digunakan untuk pengembangan kurikulum dan program perbaikan sekolah. Contoh PTK dalam pembelajaran berkaitan dengan:
- metode/strategi pembelajaran;
- media pembelajaran.
b. Identifikasi masalah
Masalah yang akan diteliti memang ada dan sering muncul selama proses pembelajaran sehari-hari sehingga perlu dicarikan penyelesaian.
Ada beberapa kriteria dalam menentukan masalah yaitu:
Masalah yang akan diteliti memang ada dan sering muncul selama proses pembelajaran sehari-hari sehingga perlu dicarikan penyelesaian.
Ada beberapa kriteria dalam menentukan masalah yaitu:
- masalahnya memang penting dan sekaligus signifikan dilihat dari segi pengembangan kelas dan sekolah;
- masalah hendaknya dalam jangkauan penanganan;
- pernyataan masalahnya harus mengungkap beberapa dimensi fundamental mengenai penyebab dan faktor, sehingga pemecahannya dapat dilakukan berdasar hal-hal fundamental ini dari pada berdasarkan fenomena dangkal.
c. Perumusan masalah
Pada intinya, rumusan masalah seharusnya mengandung deskripsi tentang kenyataan yang ada dan keadaan yang diinginkan. Dalam merumuskan masalah PTK, ada beberapa petunjuk yang dapat digunakan sebagai acuan yang disarikan dari Suyanto (1997). Beberapa petunjuk tersebut antara lain:
Pada intinya, rumusan masalah seharusnya mengandung deskripsi tentang kenyataan yang ada dan keadaan yang diinginkan. Dalam merumuskan masalah PTK, ada beberapa petunjuk yang dapat digunakan sebagai acuan yang disarikan dari Suyanto (1997). Beberapa petunjuk tersebut antara lain:
- masalah hendaknya dirumuskan secara jelas, dalam arti tidak mempunyai makna ganda dan pada umumnya dapat dituangkan dalam kalimat tanya;
- rumusan masalah hendaknya menunjukkan jenis tindakan yang akan dilakukan dan hubungannya dengan variabel lain;
- rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empirik, artinya dengan rumusan masalah itu memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Selanjutnya dapat didownload pada link berikut.
download Makalah
Related Post:
Widget by [ Iptek-4u ]
0 komentar:
Post a Comment